Pemutaran Film Bantilang di Lapangan Bontobahari Dihadiri Ratusan Warga

oleh -1481 Dilihat
Sutradara beserta warga setempat usai menonton Film Bantilang

LISTINGBERITA.COM,BULUKUMBA—-Ratusan masyarakat Bontobahari Kabupaten Bulukumba menyaksikan pemutaran perdana film Bantilang yang digelar di Lapangan Bontobahari kamis 25 oktober 2018.

Pemutaran film yang berkisah tentang Perahu Pinisi ini menggunakan layar tancap di tengah lapangan.

Gelak tawa dan riuh penonton terdengar,mereka terlihat sangat menikmati film yang diangkat dari kisah nyata ini.

“Jadi film ini dibuat berdasarkan kisah nyata seorang anak kecil bernama Muslimin ,bagaimana kondisi keluarganya”,ujar Sutrada Film M.Ikhwan

Ikhwan mengatakan dirinya tertarik mengangkat kisah anak kecil itu dimana sewaktu kecil ibunya telah meninggal sedang bapaknya tengah merantau ke Malaysia dan belum pernah pulang mengunjunginya.

M.Ikhwan sendiri mengaku awalnya tidak ada niat membuat film ini,namun karena melihat ada fenomena yang terjadi terkait adanya pergeseran nilai dan budaya Pinisi itu sendiri.

“Awalnya saya tidak ada niat untuk membuat film yang bertemakan Pinisi namun setelah saya melihat disini ternyata ada fenomena yang terjadi salah satunya misalnya dimana warga lebih memilih untuk merantau ketimbang menjadi pembuat perahu,”.ujarnya.

M.Ikhwan yang masih berstatus mahasiswa ini pun berharap Film Bantilang ini mendapat dukungan oenuh dari masyarakat sehingga nantinya bisa lolos ke ajang festival film baik lokal maupun manca negara.

Sementara itu budayawan Bulukumba Drs Muhannis mengatakan bahwa dirinya merasa prihatin atas pergeseran nilai budaya Pinisi itu sendiri,menurutnya dengan banyaknya model perahu yang tidak lagi mengakar pada model Pinisi itu sendiri dengan sendirinya akan membuat Pinisi itu punah.

“Saya merasa prihatin dengan kondisi saat ini,dimana para pembuat perahu disini tidak membuat Pinisi sesuai bentuk aslinya namun mereka para Panrita lebih condong kepada model yang dipesan para konsumennya,”ujar Muhannis.

Muhannis juga meminta agar seluruh elemen masyarakat baik itu budayawan,pengusaha Pinsi dan Pemerintah mencari solusi agar Perahu Pinisi terus terjaga keasliannya.

Haji Suwardi salah seorang Panrita Pinisi asal Bontobahari Bulukumba mengatakan saat ini pihaknya tengah mengusulkan bagaimana Raperda tentang Pinisi ini segera dibuat dan disahkan.Hal ini menurutnya perlu dilakukan untuk melindungi kearifan lokal masyarakat setempat,para pembuat Pinisi agar tidak mudah diklaim oleh pihak lain.

“Tentu saja ini menjadi penting bagi kami para Panrita Pinisi,agar kami ada payung hukum sehingga Pinisi itu sendiri bisa terus eksis,”ujar pria yang juga Caleg Nasdem ini.

Haji Kardi juga mengatakan sebaiknya ada sebuah yayasan yang dibuat di Bontobahari dimana yayasan itu nantinya akan menampung para Panrita Pinisi nantinya sebagai wadah mereka untuk mempertahankan budaya dan kearifan lokal khususnya bagi para pembuat Pinisi.Sehingga nilai nilai Pinisi itu akan terus terjaga sebagai warisan leluhur nenek moyang warga Bulukumba Khususnya warga Bontobahari.

Ifha Mo

No More Posts Available.

No more pages to load.