LISTINGBERITA.COM, JENEPONTO – Hari Kamis, 16 Agustus 2018, Desa Bangkalaloe, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto, Sulawesi Selatan kembali menjadi Magnet Bagi Empat Journalist Networking warga Negara Asing, Mr. Adhelard (30) dari Prancis, Mr. Alanzo (27) dan Ms. Aqueda (26) Berasal dari Catalan Spanyol serta dari Netherland Ms. Belinda (25).
Keempatnya berkunjung ke Desa Bangkalaloe, setelah secara tidak sengaja di negaranya masing masing berencana berkunjung ke Indonesia, dimana sebelumnya melakukan searching dan browsing di Internet, mereka secara simultan melakukan surfing dan melakukan mapping (Pemetaan) destinasi Wisata di Indonesia, mereka pun melakukan Deep Surfing (Berselancar secara Mendalam) dan muncullah nama Sulawesi Selatan (South Sulawesi) dan menentukan Final Choice Destinasi yakni di Pantai Pasir Putih Bira Bulukumba.
Namun disela selancar mereka di dunia maya ketika mengetikkan nama Indonesia South Sulawesi (Sulawesi Selatan) adalah Seringnya juga muncul nama Desa Bangkalaloe Kab. Jeneponto di Hasil Pencarian Mereka. Dengan labeling content Desa Bangkalaloe terkait Transparansi Anggaran Penggunaan Dana Desa.
Berangkat dari Pengalaman Browsing itulah, Maka Keempatnya Bersepakat via Jejaring Sosial, untuk melakukan destinasi Ke Tanjung Bira Bulukumba, Sulawesi Selatan, setelahnya mereka pun bertekad menyambangi dan menggenapkan rasa penasaran mereka terhadap Desa Bangkalaloe di Jeneponto, ujar Mr. Mr. Adhelard yang berasal dari Negeri Paris Prancis yang Notabene adalah Markas Besar PSG (Paris Sait Germain) salah satu Club Raksasa Sepakbola di Benua Eropa dan dunia.
Keempatnya berkunjung ke Desa Bangkalaloe dan diterima/ditemani oleh Karlho, salah satu Tokoh Pemuda di Desa Bangkalaloe sekaligus bertindak sebagai Interpreter bahasa dadakan, dengan bemodalkan Ujaran Bahasa Inggris yang Patah Patah, Karlho pun mengantar sembari menjelaskan Terkait Konsep dan Tujuan dari Pencetusan Baligho Transparansi Anggaran Desa Yang sempat Menjadi Viral/Trending Hot Topic di Dunia Maya Khususnya dalam pembangunan berdesa.
Melalui penjelasan dan jelajah baligho serta data, keempat Journalist Networking tersebut merasa takjub dan Simpati atas realitas yang mereka saksikan sendiri bukan lagi sekedar berita yang di beritakan di Internet. “ I am very amazed and sympathetic about the achievements made by this village, now my curiosity has paid off, related to the Village Fund Budget Transparency, this should be Examples by All Villages in Indonesia and even in the world, including still in my country (France ) there are several state and village institutions that tend to be corrupt because they are still not transparent in terms of budget usage. once again we salute and take pride in this village …” kata Ms. Belinda dari Negeri Kincir Angin Belanda.
Saya pun Mencoba menginterpretasi ucapan beliau ( Ms. Belinda) yang Kira kira begini artinya ; “saya sangat kagum dan simpatik atas pencapain yang dilakukan oleh desa ini, sekarang rasa penasaran saya sudah terbayar, terkait dengan Transparansi Anggaran Dana Desa ini, ini harusnya di Contoh oleh Segenap Desa di Indonesia bahkan di dunia, termasuk masih ada juga di negara saya (Prancis) ada beberapa lembaga negara dan desa yang cenderung korupsi karna masih tidak transparan dalam hal penggunaan anggaran. sekali lagi kami salut dan bangga atas desa ini”
Seusai melakukan lawatannya dan pamit Pulang, Keempatnya menitip Pesan, Jaga Konsistensi Konsep ini, kalau perlu tingkatkan, karna mereka kagum dengan konsepsi manual tapi mereka akan datang lagi dengan membawa secercah harapan untuk konsep transparansi yang lebih futuristic. Tutupnya.
( Lolo)