Keragaman Warnai Upacara Hari Sumpah Pemuda di UPT SMAN 1 Jeneponto

oleh -903 Dilihat
Kepala Sekolah, Para Guru dan Pegawai UPT SMAN 1 Jeneponto Poto Bersama

LISTINGBERITA, JENEPONTO – Puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-93 dilaksanakan dalam bentuk upacara bendera di UPT SMAN 1 Jeneponto. Upacara yang berlangsung di tengah rintik hujan tersebut diikuti oleh guru-guru, pegawai, dan siswa-siswa UPT SMAN 1 Jeneponto. Bertindak selaku Pembina Upacara, Pelaksana Tugas Kepala UPT SMAN 1 Jeneponto Drs. Hasanuddin. S., M.Pd.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 93 kali ini mengambil tema “Bersatu, Bangkit dan Tumbuh”. Dalam Pidato Seragam Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, yang dibacakan oleh Hasanuddin, Menpora mengatakan bahwa momentum Hari Sumpah Pemuda yang kita rayakan harus mampu menjadi perekat Persatuan sebagai Bangsa untuk bersama-sama Bangkit melawan Pandemi, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kokoh melalui kewirausahaan pemuda.

Selain itu, pada bagian lain sambutannya, Menpora menambahkan, “Persatuan menjadi syarat mutlak sebuah loncatan perubahan dan menghadapi berbagai tantangan. Ke depan, tantangan bagi bangsa Indonesia khususnya bagi para pemuda tentunya tidak semakin ringan, akan tetapi dengan komitmen bersatu dalam keragaman menjadi modal sosial dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan bangsa kedepan.

Ada hal unik pada busana yang dikenakan oleh para peserta upacara. Kepala sekolah, Guru-guru dan pegawai umumnya mengenakan busana adat daerah, sedangkan siswa sebagian besar mengenakan busana profesi yang menjadi cita-citanya, seperti dokter, TNI, Polri, perawat, guru, dan busana profesi lainnya. Usai upacara, acara dilanjutkan dengan penampilan atraksi pencak silat dan marching band yang dilakukan oleh para siswa.

Plt Kepala UPT SMAN 1 Jeneponto, Drs. Hasanuddin. S., M.Pd. yang dihubungi media ini mengenai tanggapannya tentang pelaksanaan upacara di sekolahnya, mengatakan bahwa upacara Hari Sumpah Pemuda berlangsung khidmat dan lancar meskipun sempat diwarnai gerimis, namun tidak menyurutkan niat dan tekad para peserta untuk melanjutkan upacara. Mengenai busana yang dikenakan para peserta upacara, memang sengaja dipilih busana adat daerah bagi kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai untuk menunjukkan bahwa masayarakat Indonesia ini beragam.

Demikian pula halnya dengan siswa, sengaja dihimbau untuk menggunakan busana dari profesi yang menjadi cita-citanya, agar hal ini bisa menjadi inspirasi, pemacu semangat untuk rajin datang ke sekolah dan lebih giat belajar sehingga dapat meraih apa yang dicita-citakannya kelak.

No More Posts Available.

No more pages to load.